MURATARA- Desakan agar Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) segera dimekarkan kembali menggema. Menurut salah seorang pemuda dari Muratara, Romadon Taufik, pemekaran Muratara adalah sebuah pilihan dan keinginan masyarakat di sana.
Namun demikian, lanjutnya, kepentingan bersama ini jangan terhempas dan ternodai oleh konspirasi politik yang dilakukan oleh sebagian pihak untuk menjadikan pemekaran sebagai bargaining dalam kepentingan Pemilukada.
“Kami sebagai putra asli Muratara sangat menyayangkan bila ada tokoh dari Muratara memanfaatkan situasi itu untuk menaikkan posisi tawar dalam ploting politik. Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar lebih objektif untuk melihat dan menilai persoalan yang terjadi. Siapa yang benar-benar murni mendorong pemekaran dan siapa yang bertopeng pragmatis,” sebutnya.
“Kami juga sangat menginginkan agar Muratara terwujud sebelum Pemilukada. Hal ini penting jangan sampai isu pemekaran Muratara dijadikan konsumsi politik,” tambahnya.
Sudah saatnya, lanjut Romadon, elemen masyarakat setempat melakukan konsolidasi agar tidak terpecah belah oleh pihak-pihak tertentu dalam kepentingan Pemilukada Mura 2010.
Dia mengajak semua elemen agar lebih mengedepankan kepentingan Muratara kedepan, bukan menjadikan Muratara sebagai bargaining politik dalam Pemilukada saja. “Mari belajar dari pengalaman selama ini, banyak kelemahan dari masyarakat Muratara yang sering bertentangan dengan kepentingan-kepentingan politik semata. Sudah saatnya pula generasi muda bersatu untuk kepentingan yang lebih besar dalam membangun daerah. Hanya pemuda yang berjiwa kerdillah yang mengedepankan kepentingan politik sesaat apalagi dengan mengatasnamakan Muratara,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kabupaten Musi Rawas, Lendri Alfikar menambahkan pihaknya menilai jika pemekaran dilakukan sebelum Pemilukada tentu terasa adil. Artinya, masyarakat Muratara tidak ikut lagi Pemilukada Kabupaten Musi Rawas sehingga hasil suksesi tersebut benar-benar fair. Yang kalah tidak merasa dicurangi, begitu pula sebaliknya.
“Intinya kami mendukung Muratara harus dimekarkan sebelum Pemilukada dilaksanakan guna menghindari terjadinya hal-hal tak diinginkan,” tambahnya.
Belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, isu Muratara selalu dijadikan konsumsi politik bagi kandidat calon untuk mencapai kepentingannya (baca kekuasaan).
“Setiap ada Pemilukada muncul wacana pemekaran. Setelah itu hilang begitu saja dan bahkan sampai sekarang persoalannya tak kunjung selesai,” sindirnya.
Jadi, biar masyarakat Muratara tidak tertipu oleh janji-janji para kandidat alangkah baiknya pemekaran dilakukan sebelum Pemilukada berlangsung.
Dalam kesempatan yang sama, Romadhon Taufik yang mewakili unsur pemuda menambahkan, persoalan pemekaran Muratara sampai sejauh ini masih dibahas di tingkat pusat. Khusus Muratara semua persyaratan sudah dipenuhi dan tinggal proses penetapan undang-undangnya saja.
Terkait suksesi kepemimpinan di Musi Rawas 2010-2015, hendaknya KPU dan pemerintah memberikan semacam pemahaman secara luas kepada masyarakat tentang pemekaran itu sendiri.(03)
Selasa, 30 Maret 2010
Jangan Sampai Isu Muratara Jadi Konsumsi Politik
EDISI
Selasa, Maret 30, 2010
0
komentar
Diposting oleh
linggaupos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar