SAROLANGUN- Hingga Sabtu (20/3) siang, luapan banjir bandang yang melanda lima kecamatan di Kabupaten Sarolangun masih terlihat. Genangan air di dalam rumah rata-rata berkisar satu hingga dua meter.
Debit air baru mulai terlihat menyurut sekitar tiga sentimeter sekitar pukul 15.30 WIB. “Kalau malam ini tidak hujan, besar kemungkinan bakal surut. Tapi kalau malam ini hujan, mungkin air masih bisa naik atau bertahan,” ujar salah seorang petugas di Posko Penanganan Banjir di Koramil 420-04 Sarolangun.
Berdasarkan data sementara hasil identifikasi Kantor Kesbanglinmas Kabupaten Sarolangun, tercatat sekitar 1.910 rumah yang tersebar di 20 desa terendam banjir. Menurut Kepala Kantor Kesbang Linmas Sarolangun, Aslami MZ, rumah yang paling banyak terendam terdapat di Kecamatan Sarolangun, lalu Kecamatan Pauh, Kecamatan Cermin nan Gedang (CNG), Kecamatan Limun, dan Kecamatan Mandiangin.
Sementara areal persawahan yang terkena banjir sebanyak 969,5 hektar yang tersebar di Kecamatan Cermin Nan Gedang, Limun, Pelawan, dan Sarolangun. Menurut Kepala Dinas Pertanian Hardiono, di Kecamatan Cermin Nan Gedang sebanyak 365,5 hektar lahan sawah yang terendam di tiga desa.
Lalu di Kecamatan Limun terdapat 125 hektar lahan sawah yang tersebar di 12 desa, di Kecamatan Pelawan terdapat 237 hektar yang tersebar di empat desa. Dan di Kecamatan Sarolangun tercatat 240 hektar lahan persawahan warga juga tak luput dari genangan air. “Dari jumlah itu diperkirakan 75 persen lahan sawah dikhawatirkan bakal gagal panen, karena rata-rata usianya baru 50 hari,” katanya.
Mengenai lahan sayuran warga saat ini tengah diinventarisasi. “Kalau sekarang baru diketahui sekitar 20 hektar,” lanjutnya. Soal banyaknya lahan sawah warga yang terendam banjir, menurut Hardiono pihaknya akan mencadangkan benih gratis bagi masyarakat untuk kapasitas lahan sebanyak 1.200 hektar. Selain rumah dan areal pertanian, banjir bandang kali ini juga menggenangi gedung sekolah. Menurut Sekda Sarolangun, M Basyari, hasil sementara tercatat 14 unit gedung SD/Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) yang tersebar di 13 desa di empat kecamatan digenangi air.
Dari jumlah itu, lanjutnya, diketahui tidak ada satupun gedung SMP/SMA yang ikut terendam, sehingga tidak mempengaruhi proses pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP/SMA yang akan diselenggarakan, Senin (22/3). Selain gedung sekolah, empat masjid di tiga kecamatan, dua rumah potong, dan 12 unit kolam ikan atau jaring apung serta sembilan kandang ternak juga turut terendam. Terkait masalah ini lanjut Sekda, pihaknya akan bersikap pro aktif dengan membuka posko penanggulangan banjir di beberapa titik.
“Termasuk seluruh instansi terkait kita minta untuk mengecek dan memantau perkembangan. Insya Allah sore ini (kemarin, red) air bakal surut, karena informasinya Sungai Batangasai dan Batang Limun juga sudah menyurut, kalau dua sungai itu surut maka otomatis Batang Tembesi juga surut,” katanya.(net)
Senin, 22 Maret 2010
1.910 Rumah dan 14 Sekolah Terendam
EDISI
Senin, Maret 22, 2010
0
komentar
Diposting oleh
linggaupos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar