KARANGDAPO- Di Kecamatan Karangdapo, kini telah terbentuk sebuah organisasi baru yang diberi nama Forum Komunikasi Peduli dan Pemberdayaan Masyarakat (FKPPM). Menurut sekretaris FKPPM, A Rahman Somad, organisasi ini dibentuk atas dasar kepedulian terhadap keadaan yang ada dilingkungan Kecamatan Karangdapo, dimana mereka melihat daerah tersebut sangat jauh tertinggal baik dari segi pembangunan fisik maupun mental serta semakin menipisnya penghargaan terhadap adapt istiadat yang diwariskan oleh para leluhur.
Melihat keadaan itu, mereka berniat untuk memupuk kembali rasa kebersamaan, kepedulian dengan menjaga adapt istiadat serta menjalin silaturrahim antara sesame warga yang ada di wilayah Kecamatan Karangdapo maupun warga keturunan di seluruh pelosok tanah air.
Lebih lanjut Rahman mengatakan untuk mencari akar permasalahan yang menyebabkan desa-desa di Kecamatan Karangdapo masih jauh tertinggal dengan daerah lain mereka secara intensif mengadakan pertemuan-pertemuan. Dari pertemuan itu berhasil disimpulkan beberapa hal diantaranya masih kurangnya penghargaan terhadap adat istiadat, tingkat perekonomian masih labil, dan tingkat pendidikan masyarakat belum memadai.
Kemudian, kurangnya kepedulian bagi para perantau terhadap perkembangan daerah asal, sifat-sifat egoisme dan antivatif, tidak adanya komunikasi yang baik antara ulama dan umarah. Ironisnya lagi sambung dia, belum adanya wadah atau lembaga kemasyarakatan serta mulai hilangnya para tokoh adat atau orang yang dihargai atau disegani.
Dijelaskannya, adat istiadat suatu daerah hendaknya harus dipelihara dengan baik, karena itu merupakan faktor penghubung (komunikasi) yang selaras antara satu desa dengan desa lain, anak dengan orang tua, pemerintah dengan rakyat, ulama, umaroh dan masyarakat. Tingkat perekonomian masyarakat tentunya juga turut menghambat berkembangnya suatu daerah bila terutama bila masyarakatnya miskin dan bodoh.
Coba bayangkan, rata-rata setiap kepala keluarga memiliki lahan pertanian 5-6 hektar, tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja tidak cukup, belum lagi untuk membiayai anak-anak sekolah. “Namun apabila mereka mengelola lahan itu dengan teknologi dan ilmu pertanian yang baik, dipastikan mereka akan hidup sejahtera,” tuturnya. Faktor pendidikan, kata Rahman, tidak kalah pentingnya dengan faktor ekonomi, bahkan faktor pendidikan jauh lebih penting untuk menunjang dan menentukan majunya suatu daerah.(03)
Selasa, 09 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar