Kamis, 01 April 2010

Jalan Mandi Angin-Beringin Teluk Masih Rusak

0 komentar
RAWAS ILIR- Warga Desa Mandi Angin dan Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir, kembali mengeluhkan kondisi jalan yang rusak. Kerusakan jalan sepanjang sembilan kilometer itu sangat dirasakan ketika turunnya musim hujan diiringi.
Salah seorang warga, Han, Selasa (31/3) mengatakan kondisi jalan seperti itu (rusak,red), sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Bahkan sejak dibangun, belum pernah dilakukan pengerasan, padahal jalan itu merupakan sarana penghubung antar kecamatan dan desa-desa di sekitarnya.
Masih menurut Han, perbaikan infrastruktur dasar yang didegung-dengungkan pemerintah daerah, juga belum terlihat hasilnya. ”Dengan kondisi jalan rusak parah, jelas berdampak luas terhadap sektor ekonomi yang berujung naiknya harga sembako. Untuk menempuh jalan sepanjang 9 km yang rusak itu, membutuhkan waktu lebih kurang satu jam,” katanya.
Dia menambahkan, selain berimbas pada sektor ekonomi, kerusakan jalan juga mendorong meningkatnya tindak kejahatan. Bahkan dalam sebulan terakhir, sedikitnya empat warga yang melintasi jalan itu menjadi korban perampokan.
“Kondisi jalan yang rusak membuat pelaku kejahatan leluasa melakukan aksinya. Biasanya terjadi pada Jumat saat ada pasar kalangan,” sebutnya.
Warga sangat berharap jalan tersebut dapat diperbaiki. “Kami khawatir, bila ada warga menderita sakit, dan mesti dirujuk ke rumah sakit (Lubuklinggau, misalnya) berapa lama waktu yang harus ditempuh. Masalah keamanan juga perlu mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian setempat,” pungkasnya.
Sementara itu, Bupati Ridwan Mukti berjanji dalam waktu 10 hari kedepan Pemkab Mura melalui dinas instansi terkait siap memperbaiki jalan yang rusak di wilayah Kabupaten Mura.
“Kalau 10 hari kedepan hujan reda maka seluruh jalan di kabupaten segera diperbaiki,” tegas Ridwan Mukti saat pertemuan dengan Forum Adat Kabupaten Mura di Auditorium Pemkab, Selasa (30/3).
Ridwan Mukti juga mengharapkan peran serta ulama, umaroh dan pemuka adat untuk mendukung mewujudkan Mura Darussalam. “Apabila tiga pilar ini aktif dan berperan mendukung program besar Kabupaten Mura kedepan akan lebih beradab,” imbuhnya.
Ia meneruskan membangun Mura Darussalam maka forum adat mempunyai peran besar menginformasikan kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Diantaranya tiga agenda besar pembangunan Kabupaten Mura, yakni mewujudkan Mura Darussalam, Bumi Agropolitan serta Mura pintu gerbang investasi sektor barat.
Ridwan Mukti menyatakan saat ini Pemkab Mura terus berupaya berbenah karena pada 10 April 2010, Bandara Silampari mulai beroperasi untuk penerbangan regular Jakarta-Lubuklinggau. “Hal ini lebih memperkenalkan Mura sebagai kota terbesar kedua di Sumsel. Serta memberikan dampak peningkatan perekonomian masyarakat Kabupaten Mura,” jelasnya.(03)

0 komentar:

Posting Komentar