Jumat, 14 Mei 2010

Alwi : Proyek PNPM-MP Harus Mengacu Azas Manfaat

0 komentar
RUPIT- Pembangunan pembangunan proyek fisik menggunakan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) harus mengacu kepada azas manfaat. Apalagi proyek fisik PNPM-MP pelaksanaanya dikerjakan langsung oleh Kelompok Swadaya Masyarakat(KSM) berdasarkan usul dari masyarakat. Demikian dikatakan Camat Rupit, Alwi Roham kepada wartawan koran ini, Sabtu (8/5) lalu. “Karena penerima manfaat adalah masyarakat, jadi saat pembangunan harus melihat dari azas manfaatnya,”kata Alwi Rohim. 

Dikatakan Alwi, untuk pembangunan WC dan sumur di Desa Batu Gajah yang sempat dipermasalahkan beberapa oknum masyarakat secara RAB tidak menyalahi aturan. Namun dari sisi manfaatnya sumur yang dibangun kurang memperhatikan azas manfaat. “Seharusnya masyarakat lebih tahu akan kondisi di lapangan. Seperti proses pembuatan sumur, kedalamannya semestinya disesuaikan, dan tidak mengalami kekeringan saat musim kemarau. Memang dalam RAP tidak disebutkan kedalaman, yang penting saat digali ada air. Tetapi kalau sumur itu dibuat saat musim hujan, galian satu meter sudah ada airnya, apalagi kondisi saat pembuatan sumur itu banjir,”jelasnya. 

Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, pelaksanaan pembangunan proyek fisik dikerjakan Kelompok Swadaya Masyarakat(KSM), menggunakan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) 2009 yang telah selesai dikerjakan terkesan asal-asalan, sehingga hasil pembangunan itu belum bisa dinikmati secara maksimal oleh masyarakat penerima manfaat. Proyek PNPM-MP yang dimaksud salah satunya pembangunan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) 12 unit di Desa Batu Gajah. 

Terhadap permasalahan itu, Ketua Fasilisator PNPM-MP Kabupaten Musi Rawas, Habib membantahnya. Menurutnya tim yang terjun dalam verifikasi proyek mengatakan semua MCK telah dikerjakan sesuai dengan RAB. “Ada sebagian orang yang mengatasnamakan Masyarakat Muara Rupit yang ingin merusak nama PNPM-MP saja padahal tidak tahu dengan jelas apa yang dikerjakan“ungkap Habib beberapa waktu lalu, saat mendatangi Gedung Graha Pena Linggau. 

Menurut Habib proyek fisik yang ada di tiga desa tersebut dikerjakan sesuai dengan RAB dan tidak asal-asalan. Seperti proyek pembuatan sumur dengan kedalamannya 1,5 meter dikerjakan pada saat musim hujan. Sehingga pada musim kemarau sumur menjadi kering, itu merupakan tugas dari masyarakat untuk melakukan pemeliharaan.(03)

0 komentar:

Posting Komentar